Az-Zukhruf
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.
[1]
Haa, Miim.
[2]
Demi Kitab Al-Quran
yang menyatakan kebenaran.
[3]
Sesungguhnya Kami
jadikan Kitab itu sebagai Quran yang diturunkan dengan bahasa Arab, supaya kamu
(menggunakan akal) memahaminya.
[4]
Dan sesungguhnya
Al-Quran itu dalam Ibu Suratan di sisi Kami - sangat tinggi (kemuliaannya), lagi
amat banyak mengandungi hikmat-hikmat dan kebenaran yang tetap kukuh.
[5]
Patutkah Kami
membiarkan kamu dengan mengenepikan dan menjauhkan peringatan Al-Quran daripada
kamu, kerana kamu telah menjadi kaum yang melampau buruk keadaannya? (Tidak!
Kami tidak akan biarkan, bahkan Kami tetap mengingatkan kamu, sama ada kamu
mahu menerimanya atau sebaliknya).
[6]
Dan (ingatlah),
berapa banyak nabi-nabi yang kami telah utuskan kepada umat-umat yang terdahulu
zamannya.
[7]
Dan tidak ada
seseorang Nabi pun yang datang kepada mereka, melainkan mereka mempersenda dan
mengejek-ejeknya.
[8]
Lalu Kami binasakan
orang-orang yang lebih kekuatannya (dan lebih kejam serangannya) daripada
mereka; dan telahpun disebutkan (berulang-ulang di dalam Al-Quran) tentang
kisah-kisah dan misal perbandingan mengenai umat-umat yang telah lalu.
[9]
Dan demi
sesungguhnya! Jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang
musyrik) itu:" Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Sudah
tentu mereka akan menjawab: "Yang menciptakannya ialah Allah Yang Maha
Kuasa, lagi Maha Mengetahui".
[10]
(Dia lah Tuhan) yang
telah menjadikan bumi bagi kamu sebagai hamparan, dan Ia telah mengadakan bagi
kamu di bumi jalan-jalan lalu-lalang, supaya kamu mendapat petunjuk (ke arah
yang dituju).
[11]
Dan (Dia lah) yang
menurunkan hujan dari menurut sukatan yang tertentu, lalu Kami hidupkan dengan
hujan itu negeri yang kering tandus tanahnya. Sedemikian itulah pula kamu akan
dikeluarkan (hidup semula dari kubur).
[12]
Dan (Dia lah) yang menciptakan
sekalian makhluk yang berbagai jenisnya; dan Ia mengadakan bagi kamu
kapal-kapal dan binatang ternak yang kamu dapat mengenderainya,
[13]
Supaya kamu duduk
tetap di atasnya; kemudian kamu mengingati nikmat Tuhan kamu apabila kamu duduk
tetap di atasnya, serta kamu (bersyukur dengan) mengucapkan:" Maha Suci
Tuhan yang telah memudahkan kenderaan ini untuk kami, sedang kami sebelum itu
tidak terdaya menguasainya -
[14]
"Dan
sesungguhnya kepada Tuhan kamilah, kami akan kembali!"
[15]
Dan mereka (yang
musyrik mempersekutukan Allah dengan) menjadikan sebahagian dari hamba-hamba
Allah sebagai anak bagiNya. Sesungguhnya manusia (yang demikian sesatnya)
sangat tidak mengenang budi, lagi nyata kufurnya.
[16]
Patutkah tuhan
mengambil dari makhluk-makhluk yang diciptakanNya menjadi anak-anak
perempuannya, dan Ia mengutamakan kamu dengan anak-anak lelaki?
[17]
Padahal apabila
diberitahu kepada salah seorang dari mereka dengan (berita bahawa ia beroleh
anak perempuan seperti) yang dijadikannya sekutu yang sejenis dengan Allah Yang
Maha Pemurah, muramlah mukanya sepanjang hari (kerana menanggung dukacita),
sedang ia menahan perasaan marahnya dalam hati.
[18]
Patutkah (yang
dikatakan anak Allah itu jenis perempuan) yang biasanya dididik dan dibesarkan
dalam perhiasan, sedang ia semasa berbantah dan bertikam lidah tidak dapat
memberikan alasan yang jelas?
[19]
Dan mereka pula
menyifatkan malaikat - yang juga menjadi hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah itu
- jenis perempuan. Adakah mereka menyaksikan kejadian malaikat itu? Akan
dituliskan kata-kata mereka (yang dusta itu), dan mereka akan ditanya kelak
(serta akan menerima balasannya).
[20]
Dan mereka berkata:
"Kalaulah Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak
menyembah malaikat itu". (Sebenarnya) mereka tidak mempunyai sesuatu
pengetahuan pun mengenai kata-kata mereka (yang demikian), mereka hanyalah
orang-orang yang berdusta!
[21]
Pernahkah Kami
memberikan mereka sebelum Al-quran ini sebuah Kitab (yang membenarkan dakwaan
mereka), lalu mereka berpegang teguh kepada kitab itu?
[22]
(Tidak ada sebarang
bukti bagi mereka) bahkan mereka (hanyalah) berkata: Sesungguhnya kami telah
mendapati datuk nenek kami menurut satu jalan ugama, dan sesungguhnya kami
beroleh petunjuk menurut jejak mereka sahaja".
[23]
Dan demikianlah
halnya (orang-orang yang taqlid buta); Kami tidak mengutus sebelummu (wahai
Muhammad) kepada (penduduk) sesebuah negeri, seseorang Rasul pemberi amaran,
melainkan orang-orang yang berada dalam kemewahan di negeri itu berkata:
"Sesungguhnya kami dapati datuk nenek kami menurut satu jalan ugama, dan
sesungguhnya kami hanya mengikut jejak mereka sahaja".
[24]
Rasul itu berkata:
"Adakah (kamu akan menurut juga mereka) walaupun aku membawa kepada kamu
ugama yang lebih jelas hidayah petunjuknya daripada jalan ugama yang kamu
dapati datuk nenek kamu menurutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya
kami tetap mengingkari apa yang kamu diutuskan membawanya".
[25]
Lalu kami balas
keingkaran mereka dengan azab yang membinasakan; maka perhatikanlah bagaimana
buruknya kesudahan umat-umat yang mendustakan Rasul-rasulnya.
[26]
Dan (ingatkanlah
peristiwa) ketika Nabi Ibrahim berkata kepada bapanya dan kaumnya:
"Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah -
[27]
"Yang lain dari
Tuhan yang menciptakan daku, kerana sesungguhnya Ia tetap memberi hidayah
petunjuk kepadaku".
[28]
Dan Nabi Ibrahim
menjadikan kalimah tauhid itu tetap kekal pada keturunannya, supaya mereka
kembali (kepada tauhid itu, jika ada yang menyeleweng kepada syirik).
[29]
(Kebanyakan mereka
tidak kembali kepada tauhid, dan Aku pula tidak segerakan azab mereka) bahkan
Aku memberikan mereka dan datuk nenek mereka menikmati kesenangan hidup,
sehingga datanglah kepada mereka kebenaran (Al-Quran), dan seorang Rasul yang
menerangkan tauhid.
[30]
Dan ketika kebenaran
(Al-Quran) itu disampaikan kepada mereka, berkatalah mereka: "Sesungguhnya
ini adalah sihir, dan sesungguhnya kami tetap mengingkarinya".
[31]
Dan (kerana mereka
mencemuh Nabi Muhammad) mereka berkata: "(Kalaulah Al-Quran ini menjadi
bukti kenabian seseorang, maka) sepatutnya Al-Quran ini diturunkan kepada
seorang besar (yang kaya dan berpengaruh) dari salah sebuah dua bandar yang
(terkenal) itu?"
[32]
(Mengapa pemberian Kami
itu mereka ingkarkan?) Adakah mereka berkuasa membahagi-bahagikan
(perkara-perkara keruhanian dan keugamaan yang menjadi sebesar-besar) rahmat
Tuhanmu (wahai Muhammad, seolah-olah Kami hanya berkuasa dalam perkara
kebendaan dan keduniaan sahaja? Mereka tidak ingkarkan): Kami
membahagi-bahagikan antara mereka segala keperluan hidup mereka dalam kehidupan
dunia ini, (setengahnya Kami jadikan kaya raya dan setengahnya miskin
menderita); dan juga Kami telah menjadikan darjat setengah mereka tertinggi dari
darjat setengahnya yang lain; (semuanya itu) supaya sebahagian dari mereka
senang mendapat kemudahan menjalankan kehidupannya dari (bantuan) setengahnya
yang lain. Dan lagi rahmat Tuhanmu (yang meliputi kebahagiaan dunia dan
akhirat) adalah lebih baik dari kebendaan dan keduniaan semata-mata yang mereka
kumpulkan.
[33]
Dan kalaulah tidak
kerana manusia akan menjadi umat yang satu (dalam kekufuran), nescaya Kami
jadikan bagi orang-orang yang kufur ingkar kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, bumbung
rumah-rumah mereka dari perak, dan tangga-tangga yang mereka naik turun di
atasnya (dari perak juga),
[34]
Dan juga pintu-pintu
rumah mereka (dari perak juga), dan kerusi-kerusi panjang yang mereka berbaring
di atasnya (dari perak juga),
[35]
Serta berbagai
barang perhiasan (keemasan). Dan (ingatlah), segala yang tersebut itu tidak
lain hanyalah merupakan kesenangan hidup di dunia; dan (sebaliknya) kesenangan
hari akhirat di sisi hukum Tuhanmu adalah khas bagi orang-orang yang bertaqwa.
[36]
Dan sesiapa yang
tidak mengindahkan pengajaran (Al-Quran yang diturunkan oleh Allah) Yang maha
Pemurah, Kami akan adakan baginya Syaitan (yang menghasut dan menyesatkannya),
lalu menjadilah Syaitan itu temannya yang tidak renggang daripadanya.
[37]
Dan sesungguhnya
Syaitan-syaitan itu tetap menghalangi mereka dari jalan yang benar, sedang
mereka menyangka bahawa mereka orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk.
[38]
Sehingga apabila ia
(yang terjerumus dalam kesesatan itu) datang kepada Kami (pada hari kiamat), berkatalah
ia (kepada Syaitannya): "Alangkah baiknya (kalau di dunia dahulu ada
sekatan yang memisahkan) antaraku denganmu sejauh timur dengan barat! Kerana
(engkau) adalah sejahat-jahat teman".
[39]
(Lalu dikatakan
kepada mereka): "Pada hari ini, setelah nyata bahawa kamu telah menganiaya
diri sendiri, (maka apa yang kamu cita-citakan itu) tidak sekali-kali akan
memberi faedah kepada kamu, kerana sesungguhnya kamu dan teman-teman kamu itu
tetap menderita bersama-sama di dalam azab".
[40]
Maka (mengapa engkau
berdukacita wahai Muhammad) adakah engkau berkuasa menjadikan orang-orang yang
pekak mendengar, atau menunjuk jalan kepada orang-orang yang buta (mata
hatinya), dan juga orang-orang yang berada dalam kesesatan yang nyata?
[41]
Oleh itu
(bertenanglah engkau, kerana) kalaulah Kami wafatkan engkau (sebelum Kami
perlihatkan kepadamu azab yang akan menimpa mereka), maka sesungguhnya Kami
tetap menyeksakan mereka.
[42]
Atau sekiranya Kami
(hendak) memperlihatkan kepadamu apa yang Kami janjikan kepada mereka (dari
azab seksa itu), maka Kami tetap berkuasa terhadap mereka.
[43]
Dengan yang
demikian, berpegang teguhlah engkau kepada Al-Quran yang telah diwahyukan
kepadamu; kerana sesungguhnya engkau berada di atas jalan yang lurus.
[44]
Dan sesungguhnya
Al-Quran itu memberikan kemuliaan dan peringatan kepadamu (wahai Muhammad) dan
kepada kaummu; dan kamu akan ditanya kelak (tentang isi kandungannya yang kamu
telah amalkan).
[45]
Dan bertanyalah
kepada umat mana-mana Rasul yang Kami telah utuskan sebelummu; pernahkah Kami
memberi hukum menetapkan sebarang tuhan untuk disembah, selain dari Allah Yang
Maha Pemurah.
[46]
Dan demi
sesungguhnya! Kami telah mengutus Nabi Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat
Kami, kepada Firaun dan kaumnya, lalu ia berkata: "Sesungguhnya aku ini
ialah Rasul dari Tuhan sekalian alam".
[47]
Maka apabila ia
datang kepada mereka dengan membawa tanda-tanda kekuasaan Kami, mereka dengan
serta-merta mencemuh dan menggelakkan (apa yang dibawanya) itu.
[48]
Dan tidaklah Kami memperlihatkan
kepada mereka sesuatu tanda kebenaran Nabi Musa melainkan tanda itu adalah
lebih terang dari yang terdahulu daripadanya; Dan Kami timpakan mereka dengan
berbagai azab (bala bencana), supaya mereka kembali (bertaubat).
[49]
Dan (apabila bala bencana
itu menimpa mereka), mereka merayu kepada Nabi Musa dengan berkata: "Wahai
orang yang bijak pandai, pohonkanlah kepada Tuhanmu keselamatan untuk kami
dengan (kemuliaan) pangkat Nabi yang diberikan kepadamu; sesungguhnya kami
(sesudah itu) akan patuh beriman".
[50]
Setelah Kami
hapuskan azab itu daripada mereka, mereka terus mencabuli janjinya.
[51]
Dan Firaun pula
menyeru (dengan mengisytiharkan) kepada kaumnya, katanya: "Wahai kaumku!
Bukankah kerajaan negeri Mesir ini - akulah yang menguasainya, dan
sungai-sungai ini mengalir di bawah (istana) ku? Tidakkah kamu melihatnya?
[52]
"Bahkan
bukankah aku lebih baik daripada orang yang hina keadaannya ini, dan yang
hampir-hampir tidak dapat menjelaskan perkataannya?
[53]
"(Kalau betul
ia seorang Rasul) maka sepatutnya ia dipakaikan (oleh Tuhannya) gelang-gelang
emas (yang menandakan ia seorang pemimpin), atau datang malaikat bersama-sama
dengannya (sebagai saksi tentang kebenarannya)?"
[54]
(Dengan yang
demikian), maka Firaun memperbodohkan kaumnya, lalu mereka mematuhinya;
sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang fasik - derhaka.
[55]
Setelah mereka
menyebabkan kemurkaan Kami (dengan perbuatan derhaka itu), Kami menyeksa
mereka, iaitu menenggelamkan mereka semuanya di laut (sehingga binasa).
[56]
Maka kami jadikan
mereka contoh dan pengajaran bagi orang-orang yang datang kemudian.
[57]
Dan ketika (nabi
Isa) anak Maryam dikemukakan sebagai satu misal perbandingan, (untuk
membantahmu wahai Muhammad), tiba-tiba kaummu bersorak-sorak kesukaan terhadapnya
(kerana menyangka bahawa mereka telah menang).
[58]
Dan mereka berkata
lagi: "Manakah yang lebih baik, benda-benda yang kami sembah atau
Isa?" Dan (sebenarnya) mereka tidak mengemukakan perbandingan itu kepadamu
(wahai Muhammad) melainkan kerana membantah semata-mata (bukan kerana mencari
kebenaran); bahkan mereka itu adalah kaum yang suka sekali mengemukakan
bantahan.
[59]
Nabi Isa itu tidak
lain hanyalah seorang hamba yang telah Kami kurniakan nikmat kepadanya (dengan
pangkat Nabi), dan Kami jadikan dia satu contoh (kekuasaan kami yang
menakjubkan) bagi kaum Bani Israil.
[60]
Dan kalaulah kami
kehendaki, kami berkuasa melahirkan daripada kamu (wahai kaum lelaki): malaikat
mengganti kamu (menjalankan urusan) di muka bumi.
[61]
Dan sesungguhnya
Nabi Isa menjadi tanda kedatangan hari kiamat, maka janganlah kamu ragu-ragu
tentang (hari kiamat) itu, dan turutlah (petunjukKu); inilah jalan yang lurus.
[62]
Dan janganlah
Syaitan menghalang kamu (daripada menurut jalan yang benar); sesungguhnya Syaitan
itu musuh yang nyata bagi kamu.
[63]
Dan ketika Nabi Isa
datang (kepada kaumnya) dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata,
berkatalah ia: "Sesungguhnya aku datang kepada kamu dengan membawa hikmat
(ajaran Tuhan), dan untuk menerangkan kepada kamu: sebahagian dari
(perkara-perkara ugama) yang kamu berselisihan padanya. Oleh itu, bertaqwalah
kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.
[64]
"Sesungguhnya
Allah ialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah kamu akan Dia; inilah jalan
yang lurus".
[65]
Kemudian,
golongan-golongan (dari kaumnya) itu berselisihan sesama sendiri. Maka
kecelakaan dan kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu, dari (paluan)
azab seksa yang tidak terperi sakitnya, pada hari pembalasan.
[66]
(Mereka yang
menentang Nabi Muhammad) tidak ada lagi yang mereka tunggu melainkan saat
kiamat yang akan datang kepada mereka secara mengejut, dan dalam keadaan mereka
lalai leka dengan perkara-perkara keduniaan.
[67]
Pada hari itu
sahabat-sahabat karib: setengahnya akan menjadi musuh kepada setengahnya yang
lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan taqwa (iman dan amal
soleh).
[68]
(Mereka - yang
bertaqwa - itu, diberi penghormatan serta diseru oleh Allah Taala dengan
firmanNya): "Wahai hamba-hambaku! Pada hari ini kamu tidak akan merasai
sebarang kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik); dan kamu pula tidak akan
berdukacita".
[69]
(Mereka itu ialah)
orang-orang yang beriman akan ayat-ayat keterangan Kami, serta mereka menjadi
orang-orang Islam yang taat patuh,
[70]
(Mereka diberi
sebaik-baik balasan dengan dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke
dalam Syurga bersama-sama isteri-isteri kamu (yang beriman), dengan menikmati
sepenuh-penuh kegembiraan dan kesenangan".
[71]
Diedarkan kepada
mereka pinggan-pinggan besar dan piala-piala dari emas; dan di dalam Syurga itu
pula disediakan segala yang diingini oleh nafsu serta di pandang indah oleh
mata; dan (dikatakan kepada mereka): "Kamu adalah tetap kekal di
dalamnya".
[72]
Dan (dikatakan lagi
kepada mereka): "Inilah Syurga yang diberikan kamu mewarisinya, disebabkan
apa yang kamu telah kerjakan".
[73]
"Kamu beroleh
di dalamnya berbagai jenis buah-buahan, untuk kamu makan daripadanya".
[74]
"Sesungguhnya
orang-orang yang berdosa (dengan kekufurannya), kekal selama-lamanya di dalam
azab seksa neraka Jahannam.
[75]
Tidak diringankan
azab itu daripada mereka, dan mereka tinggal menderitainya dengan berputus asa
(daripada mendapat sebarang pertolongan),
[76]
Dan tidaklah kami
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri.
[77]
Dan mereka menyeru
(ketua malaikat penjaga neraka, dengan berkata): "Wahai Malik! Biarlah
hendaknya Tuhanmu mematikan kami (kerana kami tidak tahan menderita)!"
Maalik menjawab: "Sesungguhnya kamu tetap kekal di dalam azab!"
[78]
(Bagi menyatakan
sebabnya mereka dibiarkan di dalam azab, Allah Taala berfirman): "Demi
sesungguhnya! Kami telah menyampaikan kebenaran kepada kamu (melalui Rasul
Kami), akan tetapi kebanyakan kamu (telah menentangnya, kerana kamu) tidak suka
kepada kebenaran itu".
[79]
Bahkan mereka (yang
kafir) itu telah mengambil keputusan menjalankan satu rancangan (hendak
membunuh Rasul Kami), maka Kami juga mengambil keputusan (menggagalkan
rancangan mereka).
[80]
Patutkah mereka
menyangka bahawa Kami tidak mendengar apa yang mereka sembunyikan (di dalam
hati) dan apa yang mereka perkatakan (dengan berbisik) sesama sendiri? (Bukan
sebagaimana yang mereka sangka) bahkan utusan-utusan Kami (malaikat) yang
menjaga mereka, ada menulis segala yang mereka lakukan.
[81]
Katakanlah (Wahai
Muhammad, kepada mereka yang musyrik itu): "Kalau betul Allah yang maha
pemurah, mempunyai anak (sebagaimana yang kamu dakwakan) maka akulah orang yang
awal pertama yang akan menyembah anak itu; (tetapi dakwaan kamu itu tidak
berasas)!"
[82]
Maha Suci Allah
Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, - tuhan yang mempunyai Arasy (yang
melambangkan kebesarannya), - (Maha Sucilah Ia) dari apa yang mereka katakan
itu.
[83]
Oleh itu, biarkanlah
mereka (wahai Muhammad) tenggelam dalam kesesatan mereka dan leka bermain-main
(dalam dunia mereka), sehingga mereka menemui hari yang dijanjikan kepada
mereka (untuk menerima balasan).
[84]
Dan (ingatlah),
Allah jualah Tuhan yang berhak disembah di langit, dan Dia lah Tuhan yang
berhak disembah di bumi; dan Dia lah jua Yang Maha Bijaksana, lagi Maha
Mengetahui.
[85]
Dan Maha Tinggilah
Kebesaran Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta segala yang ada di antara
keduanya; dan Dia lah jua yang mengetahui tentang (masa datangnya) hari kiamat;
dan kepadanyalah kamu semua akan dikembalikan.
[86]
Dan segala yang
mereka sembah yang lain dari Allah, tidak mempunyai sebarang kuasa untuk
memberikan syafaat pertolongan, kecuali sesiapa yang memberi penerangan
mengakui kebenaran dengan mentauhidkan Allah, Tuhan Yang Sebenar-benarnya
secara mereka mengetahuiNya dengan yakin (bukan dengan kata-kata orang; maka
merekalah yang mungkin diizinkan memberi dan mendapat syafaat itu).
[87]
Dan demi
sesungguhnya! Jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka:
"Siapakah yang menciptakan mereka?" Sudah tentu mereka akan menjawab:
"Allah!". (Jika demikian) maka bagaimana mereka rela dipesongkan
(dari menyembah dan mengesakanNya)?
[88]
Dan (Dia lah Tuhan
yang Mengetahui rayuan Nabi Muhammad) yang berkata: Wahai TuhanKu! Sesungguhnya
mereka ini adalah satu kaum yang tidak mahu beriman (maka terserahlah kepadaMu
untuk mengadilinya)!"
[89]
(Tuhan menjawab
rayuannya dengan berfirman): "Jika demikian, maka janganlah engkau (wahai
Muhammad) hiraukan mereka, dan katakanlah: ` Selamat tinggalah! ' Kemudian
mereka akan mengetahui kelak (akibat keingkarannya)! "