Al-Ahqaaf
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.
[1]
Haa, Miim.
[2]
Diturunkan Al-Quran
ini, dari Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
[3]
(Ingatlah), tidaklah
Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya
melainkan dengan ada gunanya yang benar dan dengan ada masa penghujungnya yang
tertentu (yang padanya dijalankan pembalasan); dan orang-orang yang kafir
berpaling dari menerima peringatan yang diberikan kepada mereka mengenainya.
[4]
Katakanlah (wahai
Muhammad kepada orang-orang musyrik yang menentangmu): "Sudahkah kamu
mengetahui kekuasaan dan kelayakan makhluk - makhluk yang kamu seru dan sembah
yang lain dari Allah? Tunjukkanlah kepadaku apakah yang mereka ciptakan dari
bahagian bumi ini? Atau adakah mereka mempunyai sebarang perkongsian (dengan
Allah) dalam mencipta dan menguruskan langit? Bawalah kamu kepadaku sebuah
Kitab (dari Allah) yang lain dari Al-Quran ini, atau sebarang keterangan yang
berdasarkan ilmu (peninggalan orang-orang yang telah lalu) kalau betul kamu
orang-orang yang benar (tentang dakwaan kamu itu)!"
[5]
Dan tidak ada yang
lebih sesat daripada orang yang menyembah sesuatu yang lain dari Allah, yang
tidak dapat menyahut atau memberikan sebarang pertolongan kepadanya (dari
dunia) hinggalah ke hari kiamat, sedang makhluk-makhluk yang mereka sembah itu
tidak dapat menyedari atau memberi layanan baik kepada permohonan mereka.
[6]
Dan apabila manusia
dihimpunkan (untuk dihitung amalnya pada hari akhirat), menjadilah segala yang
disembah itu musuh kepada orang-orang yang menyembahnya, dan segala yang
disembah itu juga tidak mengakui serta mendustakan penyembahan mereka
kepadanya.
[7]
Dan apabila
dibacakan kepada mereka (yang kafir) ayat-ayat Quran kami yang jelas nyata,
berkatalah mereka terhadap kebenaran (Al-Quran) bila sahaja disampaikan kepada
mereka: "Ini ialah sihir yang nyata!".
[8]
(Bukan setakat itu
sahaja mereka katakan) bahkan mereka menuduh dengan berkata: "Muhammad
telah merekakan Al-Quran itu." Katakanlah (Wahai Muhammad): "Kalau
aku merekakan Al-Quran itu (maka tentulah aku tidak terlepas dari azab
kesalahan itu) kerana kamu (dan juga yang lain dari kamu) tidak berkuasa
memberikan daku sebarang perlindungan dari (azab) Allah. Allah lebih mengetahui
akan (tuduhan-tuduhan yang tidak berasas) yang kamu perkatakan itu; cukuplah
Allah menjadi saksi antaraku dengan kamu, dan Dia lah jua Yang Maha Pengampun,
lagi Maha Mengasihani."
[9]
Katakanlah lagi:
"Bukanlah aku seorang Rasul pembawa ugama yang berlainan dari ugama yang
dibawa oleh Rasul-rasul (yang telah lalu), dan aku tidak mengetahui apa yang
akan dilakukan kepadaku dan kepada kamu. Aku tidak melakukan sesuatu melainkan
menurut apa yang diwahyukan kepadaku, dan aku tidak lain hanyalah seorang Rasul
pemberi amaran yang jelas nyata"
[10]
Katakanlah lagi:
"Bagaimana fikiran kamu jika Al-Quran ini (yang datangnya) dari Allah dan
kamu mengingkarinya, pada hal ada seorang saksi dari Bani Israil memberi
keterangan mengakui (sahnya Kitab) yang sama seperti Al-Quran ini, lalu ia
percayakan (Al-Quran ini dari Allah), sedang kamu dengan sombong angkuh
mengingkarinya? (Tidakkah dengan yang demikian kamu bersifat zalim)?
Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang yang zalim
(yang degil dalam kekufurannya)".
[11]
Dan (kerana sombong
angkuhnya orang-orang kafir itu) mereka berkata tentang kepercayaan orang-orang
yang beriman: "Kalaulah (apa yang dibawa oleh Muhammad) itu perkara yang
baik tentulah mereka tidak mendahului kami mempercayainya (kerana kamilah yang
sepatutnya menerima segala kebaikan)!" Dan setelah mereka tidak dapat
menerima petunjuk Al-Quran itu, (mereka memusuhinya) lalu mereka mencacinya
dengan berkata: "Al-Quran ini ialah rekaan dusta yang sudah lama".
[12]
(Bagaimana mereka
tergamak mengatakan Al-Quran ini rekaan dusta yang telah lama?) Pada hal telah
ada sebelumnya Kitab Nabi Musa yang menjadi ikutan dan rahmat (kepada umatnya);
dan Al-Quran pula sebuah Kitab - yang mengesahkan kebenaran (kitab-kitab yang
telah lalu), - diturunkan dalam bahasa Arab untuk memberi amaran kepada
orang-orang yang zalim, dan berita gembira bagi orang-orang yang berbuat
kebaikan.
[13]
Sesungguhnya
orang-orang yang menegaskan keyakinannya dengan berkata: "Tuhan kami ialah
Allah", kemudian mereka tetap teguh di atas jalan yang betul (dengan
pengakuan iman dan tauhidnya itu), maka tidak ada kebimbangan (dari sesuatu
yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita.
[14]
Merekalah ahli
Syurga, tetap kekalah mereka di dalamnya, sebagai balasan bagi amal-amal soleh
yang mereka telah kerjakan.
[15]
Dan Kami wajibkan
manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya
dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah
payah. Sedang tempoh mengandungnya beserta dengan tempoh menceraikan susunya
ialah dalam masa tiga puluh bulan. Setelah ia besar sampai ke peringkat dewasa
yang sempurna kekuatannya dan sampai ke peringkat umur empat puluh tahun,
berdoalah ia dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap
bersyukur akan nikmatmu yang engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku,
dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai; dan jadikanlah
sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepadamu, dan sesungguhnya aku dari orang-orang
Islam (yang tunduk patuh kepadamu)".
[16]
Mereka (yang
bersifat dengan sifat-sifat yang terpuji seperti itu) ialah orang-orang yang
Kami terima dari mereka amalnya yang baik yang mereka telah kerjakan, dan Kami
ampunkan kesalahan-kesalahannya; (mereka akan dimasukkan) dalam kumpulan ahli
Syurga, sebagai memenuhi janji yang benar, yang telah dijanjikan kepada mereka.
[17]
Dan (sebaliknya
amatlah derhakanya) orang yang berkata kepada kedua ibu bapanya (ketika mereka
mengajaknya beriman): "Ah! Bosan perasaanku terhadap kamu berdua! Patutkah
kamu menjanjikan kepadaku bahawa aku akan dibangkitkan keluar dari kubur,
padahal berbagai umat sebelumku telah berlalu (masih lagi belum kembali)?
" Sambil mendengar kata-katanya itu - ibu bapanya merayu memohon
pertolongan Allah (menyelamatkan anak mereka) serta berkata (kepada anaknya
yang ingkar itu): "Selamatkanlah dirimu! Berimanlah (tentang hidup semula
menerima balasan amal)! Sesungguhnya janji Allah tetap benar". Lalu ia
menjawab (dengan angkuhnya): "Semuanya itu hanyalah cerita-cerita dongeng
orang-orang dahulu kala!"
[18]
Mereka (yang ingkar
derhaka seperti itu) ialah orang-orang yang tetap menerima hukuman (azab)
bersama-sama dengan umat-umat yang terdahulu daripada mereka - dari kalangan
jin dan manusia; kerana sesungguhnya mereka telah menyebabkan diri mereka
menjadi orang-orang yang rugi.
[19]
Dan bagi mereka
masing-masing (dari puak jin dan manusia - yang berbuat baik dan yang berbuat
jahat) disediakan berbagai peringkat (balasan) yang sesuai dengan apa yang
mereka telah kerjakan, dan (ketetapan yang demikian ialah) supaya Allah
menyempurnakan bagi mereka balasan amal-amal mereka, sedang mereka tidak
dirugikan (sedikitpun).
[20]
Dan (ingatlah),
semasa orang-orang kafir didedahkan kepada neraka (serta dikatakan kepada
mereka): "Kamu telah habiskan nikmat-nikmat kesenangan kamu dalam
kehidupan dunia kamu, dan kamu telah bersenang-senang menikmatinya; maka pada
hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghina kerana kamu berlaku sombong
takbur di muka bumi dengan tidak berdasarkan alasan yang benar, dan kerana kamu
sentiasa berlaku fasik"
[21]
Dan ingatlah
peristiwa (Nabi Hud) saudara kaum Aad, ketika ia memberi amaran kepada kaumnya
yang tinggal di lembah "Al-Ahqaaf", - sedang (amarannya itu samalah
seperti) amaran-amaran yang telah diberikan oleh Rasul-rasul yang terdahulu
daripadanya dan yang datang sesudahnya - (dengan berkata): "Janganlah kamu
menyembah melainkan Allah, sesungguhnya aku bimbang kamu akan beroleh azab hari
yang besar (huru-haranya)".
[22]
Mereka menjawab:
"Adakah engkau datang kepada kami untuk memesongkan kami dari menyembah
tuhan-tuhan kami? Maka bawalah azab seksa yang engkau janjikan kepada kami itu
jika betul engkau dari orang-orang yang benar!"
[23]
Nabi Hud berkata:
"Sesungguhnya ilmu pengetahuan (tentang kedatangan azab itu) hanya ada di
sisi Allah, dan (tugasku hanya) menyampaikan kepada kamu apa yang aku diutuskan
membawanya, tetapi aku lihat kamu satu kaum yang jahil (akan tugas Rasul)!"
[24]
Maka apabila mereka
melihat azab itu sebagai awan yang menghala ke lembah-lembah mereka, mereka
berkata: "Ini ialah awan yang akan membawa hujan kepada kita!"
(Mendengarkan kata-kata yang demikian, Nabi Hud berkata): "Tidak! Bahkan
itulah (azab) yang kamu minta disegerakan kedatangannya, iaitu angin yang
membawa azab seksa yang tidak terperi sakitnya;
[25]
"Yang
menghancur leburkan segala-galanya dengan izin Tuhannya". (Setelah azab
itu menimpa mereka) maka menjadilah mereka (punah ranah) - tidak ada yang
kelihatan melainkan tempat-tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami membalas
kaum yang berdosa.
[26]
Dan demi
sesungguhnya! Kami telah meneguhkan kedudukan mereka (dengan kekuasaan dan kemewahan)
yang tidak Kami berikan kamu menguasainya (wahai kaum musyrik Makkah), dan Kami
telah jadikan bagi mereka pendengaran dan penglihatan serta hati; dalam pada
itu, pendengaran dan penglihatan serta hati mereka tidak memberikan faedah
sedikitpun kepada mereka, kerana mereka sentiasa mengingkari ayat-ayat
keterangan Allah; dan (dengan yang demikian) mereka diliputi oleh azab yang
mereka telah ejek-ejek itu.
[27]
Dan demi
sesungguhnya! Kami telah binasakan negeri-negeri yang ada di sekeliling
(negeri) kamu (wahai kaum musyrik Makkah), dan Kami telah menerangkan
tanda-tanda (kekuasaan Kami) dengan berbagai cara, supaya mereka kembali
(bertaubat).
[28]
Maka sepatutnya
mereka dibela oleh segala yang mereka sembah yang lain dari Allah sebagai
penyembahan untuk mendekatkan diri (kepada Allah)? (Tetapi tidak), bahkan
segala yang mereka sembah itu telah hilang lenyap dari mereka. Dan demikianlah
akibat penyelewengan mereka dan kepercayaan yang mereka telah ada-adakan.
[29]
Dan (ingatkanlah
peristiwa) semasa Kami menghalakan satu rombongan jin datang kepadamu (wahai
Muhammad) untuk mendengar Al-Quran; setelah mereka menghadiri bacaannya,
berkatalah (setengahnya kepada yang lain): "Diamlah kamu dengan
sebulat-bulat ingatan untuk mendengarnya!" Kemudian setelah selesai bacaan
itu, kembalilah mereka kepada kaumnya (menyiarkan ajaran Al-Quran itu dengan)
memberi peringatan dan amaran.
[30]
Mereka berkata:
"Wahai kaum kami! Sesungguhnya kami telah mendengar Kitab (Al-Quran) yang
diturunkan (oleh Allah) sesudah Nabi Musa, yang menegaskan kebenaran
Kitab-kitab Suci yang terdahulu daripadanya, lagi, memandu kepada kebenaran
(tauhid) dan ke jalan yang lurus (ugama Islam)
[31]
"Wahai kaum
kami! Sahutlah (seruan) Rasul (Nabi Muhammad) yang mengajak ke jalan Allah,
serta berimanlah kamu kepadanya, supaya Allah mengampunkan sebahagian dari
dosa-dosa kamu, dan menyelamatkan kamu dari azab seksa yang tidak terperi
sakitnya.
[32]
"Dan sesiapa
tidak menyahut (seruan) Rasul yang mengajaknya ke jalan Allah, maka ia tidak
akan dapat melepaskan diri (dari balasan azab walau ke mana sahaja ia melarikan
diri) di bumi, dan ia tidak akan beroleh sesiapapun - yang lain dari Allah -
sebagai pelindung-pelindung yang membelanya; mereka (yang demikian sifatnya)
adalah dalam kesesatan yang nyata".
[33]
Masihkah mereka
ingkar dan tidak mahu memikir serta mengetahui bahawa sesungguhnya Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dengan tidak mengalami kesukaran dalam
menciptakannya - berkuasa menghidupkan makhluk-makhluk yang telah mati? Sudah
tentu berkuasa! Sesungguhnya Ia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
[34]
Dan (ingatlah) hari
orang-orang yang kafir didedahkan kepada neraka, (lalu dikatakan kepada
mereka): "Bukankah (azab) neraka ini benar?" Mereka menjawab:
"Ya, benar, demi Tuhan kami!" (Setelah itu) dikatakan lagi (kepada
mereka): "Maka sekarang rasalah azab seksa dengan sebab kamu kufur ingkar
di dunia dahulu. "
[35]
(Jika demikian
akibat orang-orang kafir yang menentangmu wahai Muhammad) maka bersabarlah
engkau sebagaimana sabarnya Rasul-rasul "Ulil-Azmi" (yang mempunyai
keazaman dan ketabahan hati) dari kalangan Rasul-rasul (yang terdahulu
daripadamu); dan janganlah engkau meminta disegerakan azab untuk mereka (yang
menentangmu itu). Sesungguhnya keadaan mereka semasa melihat azab yang dijanjikan
kepada mereka, merasai seolah-olah mereka tidak tinggal (di dunia) melainkan
sekadar satu saat sahaja dari siang hari. (Penerangan yang demikian) cukuplah
menjadi pelajaran (bagi orang-orang yang mahu insaf). Maka (ingatlah) tidak
dibinasakan melainkan kaum yang fasik - derhaka.